Jamaludin Hidayat
213300040050
FH MPU Tantular
KEBUDAYAAN SUKU MADURA DARI JAWA TIMUR
Sebelum kita membahas keseluruhannya dimanakah letak pulau Madura ini ? madura merupakan pulau kecil yang terletak di sebelah jawa timur, yang memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang sudah sejak lama.
Bagaimana sejarah kebudayaan madura ini ? Asal muasal konon, perjalanan Arya Wiraraja sebagai adipati pertama di madura pada abad 13. dalam kitab negara kertagama terutama pada tambang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula bersatu dengan tanah Jawa, ini menunjukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan orang Jawa merupakan bagian dari komonitas budaya yang sama.
Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada dibawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa Timur seperti Kediri, Singhasari dan Majapahit. Diantara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan – kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik dan Surabaya.
Pada Tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula – mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia – Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.
Suku Madura mendiami 4 kabupaten di pulau Madura yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Sumenep merupakan wilayah yang dipercaya sebagai pusat kerajaan Madura pada zaman dahulu. Oleh sebab itu dialek bahasa Madura adalah dialek Sumenep.
Suku Madura memiliki beberapa budaya yang masih mirip dengan kebudayaan suku Jawa.
berikut adalah kebudayaan suku Madura:
•Keraban Sapeh
Keraban Sapeh atau lebih familiar disebut dengan karapan sapi, merupakan kebudayaan suku Madura yang sangat khas dan terkenal. Karapan sapi merupakan kesenian pesta adat rakyat berupa perlombaan dengan menggunakan semacam gerobak yang ditarik oleh dua ekor sapi dan terdapat satu joki sebagai pengendali laju sapi.
•Saronen
Saronen merupakan alat musik tradisonal khas suku Madura. Saronen memiliki bentuk kerucut memanjang menyerupai terompet dan dimainkan dengan cara ditiup.
•Upacara Nadar
Tradisi adat Nadar alias Nyadar merupakan upacara adat yang digelar tiga kali dalam setiap tahun oleh warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Madura. Tradisi ini berlangsung meriah dan menyimpan banyak cerita leluhur warga setempat.
Upacara ini biasanya dilaksanakan pada pukul 4 sore. Masyarakat setempat datang berduyun-duyun menuju makam di mana leluhurnya dikuburkan dengan membawa perlengkapan upacara. Upacara ini diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari upacara tabur bunga di makam leluhur hingga pembacaan doa yang dipimpin oleh pemuka adat.
•Upacara Rokat atau Petik Laut
Tradisi Rokat atau petik laut juga sering disebut dengan Rokat Tase. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur atas karunia serta nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ini juga dipercaya dapat amemberikan keselamatan serta kelancaran rezeki.
•Toktok, Aduan Sapi Ala Masalembu
Tradisi Toktok adalah kompetisi aduan sapi yang saling seruduk antara dua sapi yang berhadapan. Sapi yang diadu biasanya adalah sapi jantan. Kedua sapi akan beradu kekuatan hingga salah satu sapi kalah, menyerah, dan bahkan lari dari hadapan lawannya.
•carok
Carok berasal dari bahasa kawi kuno yang artinya perkelahian. Tradisi carok merupakan tradisi pertarungan atau perkelahian antara dua orang atau dua keluarga besar dengan menggunakan senjata clurit. Pertengkaran ini biasanya berkaitan dengan harga diri, baik diri pribadi maupun keluarga serta perebutan wanita. Terkadang tradisi carok ini bisa membawa pada munculnya korban jiwa.
•Sejat adat Madura
Suku Madura memiliki senjata tradisional yang sangat khas yang disebut clurit. Bentuk Clurit hampir mirip dengan arit pada suku Jawa yang biasa digunakan untuk bertani dan berkebun.
•Ritual Ojung
Ritual Ojung merupakan sejenis permainan yang melibatkan dua orang laki-laki untuk beradu fisik dengan dilengkapi media rotan yang panjangnya sekitar 1 meter sebagai alat memukul. Ritual ini biasanya diselenggarakan untuk memohon hujan.
•Pesa’an
Pesa’an merupakan sebutan bagi pakaian tradisional khas suku Madura. Pesa’an pada pakaian pria terdiri dari kaos yang bermotif garis dengan warna merah dan putih yang dipadu-padankan dengan baju dan celana longgar berwarna hitam.
Sama seperti pakaian pria, pakaian adat Madura untuk perempuan pun memiliki desain dan motif yang sederhana. Nama pakaian untuk perempuannya adalah kebaya tanpa kutu baru dan kebaya rancongan.
Kebaya ini digunakan dengan dalaman berupa kotang atau beha warna kontras, seperti hijau, merah atau biru yang ukurannya ketat pas badan. Bahan kebaya yang menerawang dan disepadankan dengan kotang atau beha berwarna kontras yang membuat perempuan madura tampak molek.
Komentar